Jam udah menunjuk angka 6.15 WIB, tapi si Mamat belum juga siap- siap pergi ke sekolah. Padahal sekolahnya itu masuk pada pukul 6.45 WIB. Dia malah asik dengan kemalasannya untuk membuka mata walaupun aslinya ia sudah bangun dari tidurnya. Dalam hatinya sih dia berujar "Alah......, tenang aje Belande masih jauh bro..!!!". Nah, di situlah masalahnya, karena prinsip 'Belanda masih jauh'-nya itulah ia sering kecolongan jam masuk pelajaran pertama. Paling cepat dia tiba di sekolah 10 menit setelah bel berbunyi. Time discipline? Never in his live!
Cerita singkat di atas adalah gambaran umum dari sebagian besar penduduk Indonesia. Dan notabene hal ini merupakan adat turun-temurun dari nenek moyang kita. Coba saja hitung dari sekian banyak rekan sekelas Anda, rekan sekantor Anda, rekan seklub Anda, rekan sekomunitas Anda yang menghargai waktu dan selalu on time dalam kegiatannya. Bisa diramalkan hasilnya hanya sekian persen kecil. Kenapa demikian???
Alasan besarnya adalah prinsip 'Belanda masih jauh' yang sudah terlanjur mendarah daging di masayarakat kita. Bahkan mungkin nanti akan menurun lagi pada anak- cucu kita. Pertanyaannya sekarang, dengan prinsip tersebut kapan negara kita ini akan maju??? Jawab saja di benak Anda!! :(
Ya, jika dinalar Belanda dan Indonesia memang terletak di benua yang berbeda dan terpisah oleh lautan dan banyak negara-negara. Puluhan ribu kilometer jarak yang terbentang antara dua negara ini. Tidak ada yang aneh bukan?
Kalimat Belanda masih jauh ini begitu populer di masa penjajahan dulu di kalangan masyarakat Jawa dan masih tetap eksis hingga saat ini. Makna yang terkandung dalam pameo ini pun belum luntur, tidak usah terburu-buru pada sesuatu perkara.
Pada masa penjajahan Belanda dulu, kegiatan 'gerilyawan' Indonesia adalah lari untuk menghindar saat ada patroli yang dilakukan oleh serdadu dan centeng Belanda. Sementara itu kalau sedang tidak ada patroli Belanda, mereka akan menjarah dan memeras orang-orang kampung serta menagih upeti.
"Tenang saja Belanda masih jauh," kata mereka. Kurang lebih kalimat tersebut bisa diterjemahkan sebagai berikut "Tidak usah buru-buru lari," atau "Tidak perlu cepat-cepat larinya, karena (patroli) Belanda masih jauh,"
Inilah yang sudah membudaya selama berabad-abad di masyarakat Indonesia. Terlalu menyepelekan dan menggampangkan sesuatu. Ayo kita berubah....
Belanda masih jauh??? Jauh dari mana? Dari Hongkong???!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar