Rabu, 10 Februari 2010

Bahaya Makan Daging Reptil Mengintai


Tren makan daging reptil seperti ular, kadal, buaya akhir-akhir ini kian marak. Daging reptil dipercaya memiliki banyak khasiat untuk kebugaran tubuh. Tapi sebaiknya hati-hati karena ada bahaya di balik makan daging reptil.

Dulu reptil adalah binatang yang sengaja dikembangbiakkan di penangkaran untuk diambil kulitnya. Tetapi sekarang beberapa restoran dan masyarakat justru juga menginginkan dagingnya.

Sebuah studi menunjukkan hewan reptil yang dikonsumsi dapat memiliki efek samping yang patut dipertanyakan disamping rasanya yang lezat.

Hasil penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Food Microbiology mengungkapkan konsumsi daging reptil bisa menyebabkan beberapa masalah kesehatan.

Orang yang mengonsumsi daging reptil seperti buaya, kura-kura, kadal atau ular berisiko mengalami beberapa penyakit tertentu yaitu trichinosis penyakit yang disebabkan oleh cacing pita di hewan liar terutama babi membuat sakit perut dan diare. Kemudian pentastomiasis, gnathostomiasis dan sparganosis yang semuanya penyakit hewan yang menular ke manusia.

"Risiko mikrobiologis yang paling jelas kemungkinan berasal dari bakteri patogen terutama Salmonella, Shigella, E.coli, Yersinia enterolitica, Campylobacter, Clostridium dan Staphylococcus aureus. Bakteri ini dapat menimbulkan penyakit dengan derajat keparahan berbeda-beda," ujar Simone Magnino, seorang peneliti untuk badan kesehatan dunia (WHO), seperti dikutip dari ScienceDaily, Kamis (11/2/2010).

Para ahli mengatakan data mengenai risiko kesehatan pada masyarakat belum bisa diambil kesimpulan. Ini dikarenakan tidak adanya informasi perbandingan mengonsumsi daging reptil dengan prevalensi patogennya. Selain itu masih sedikitnya penelitian yang mempublikasikan hubungan antara konsumsi daging reptil dengan beberapa penyakit.

"Walaupun sebagian besar informasi yang dipublikasikan menggunakan binatang reptil peliharaan (pets), namun ada juga yang menggunakan spesies liar atau dibesarkan di penangkaran," ujar Magnino.

Untuk menghindari penyebaran penyakit akibat bakteri patogen, para ahli menyarankan masyarakat agar membekukan daging terlebih dahulu untuk menonaktifkan parasit yang ada. Selain itu pengolahan dan cara memasaknya juga harus tepat (jangan setengah matang) agar bakteri patogennya mati.

Tujuan dari evaluasi risiko ini adalah untuk membuat dasar ilmiah dalam penyusunan undang-undang yang dapat menjamin perlindungan konsumen. Beberapa negara telah menggunakan kura-kura, buaya, ular dan kadal sebagai pengganti sumber protein dalam urutan rantai makanannya.

(ver/ir)


dikutip dari http://health.detik.com/read/2010/02/11/081532/1297239/766/bahaya-makan-daging-reptil-mengintai